
JAKARTA, Samudra.News-Presiden Jokowi resmi melantik M Syarifuddin menjadi Ketua Mahkamah Agung (MA) periode 2020-2025 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Pria bernama lengkap Muhammad Syarifuddin tersebut menggantikan Hatta Ali yang memasuki pensiun pada 7 Mei nanti dan turun dari jabatan Ketua MA pada 1 Mei mendatang. Syarifuddin lahir di Desa Laya Baturaja, OKU, Sumatera Selatan (17/10/1954).
Anak ketiga dari enam bersaudara ini menyelesaikan pendidikan SD sampai SMA di Kota Baturaja OKU, Sumsel. Setelah menyelesaikan bangku SMA, pilihan Syarifuddin remaja langsung tertuju pada Kota Yogyakarta.
Ia ingin melanjutkan studi Sarjana di “Kota Gudeg” tersebut walaupun belum tahu ingin kuliah di Universitas mana. Saat itu, nama Universitas Gadjah Mada (UGM) yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia pun belum pernah ia dengar.

Muhammad Syarifuddin bukanlah figur baru dalam dunia peradilan di tanah air. Pria kelahiran Desa Laya Baturaja (17/10/1954) ini telah memulai karirnya sebagai calon hakim di Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh sejak 1981.
Usai diangkat menjadi hakim Syarifuddin ditempatkan sebagai hakim di PN Kutacane sejak 1984. Setelah tujuh tahun bertugas di sana, dia dimutasi ke PN Lubuk Linggau sampai dengan tahun 1995.
Ia pun kemudian diangkat sebagai Wakil Ketua PN Muara Bulian, Jambi. Karirnya kemudian berlanjut sebagai Ketua PN Padang Pariaman sebelum akhirnya pulang ke kampung halamannya sebagai Ketua PN Baturaja pada 1999.
Rekam jejaknya yang baik membawa Syarifuddin masuk Ibu Kota Jakarta. Ia dipercaya sebagai hakim di PN Jakarta Selatan pada tahun 2003.
Tak lama Syarifuddin kemudian dipercaya menjadi Wakil Ketua PN Bandung periode 2005-2006 dan kemudian menjadi Ketua PN Bandung pada 2006 hingga 2011. Karirnya terus meningkat hingga kemudian ditunjuk sebagai hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Palembang pada tahun 2011.

Tak menunggu lama, penyandang gelar Doktor Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan ini kemudian dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI.
Jabatan ini diembannya selama enam tahun. Syarifuddin juga pernah dipercaya sebagai Pelaksana Tugas Kepala Badan Litbang Diklat Kumdil MA ketika masih menjabat Kepala Bawas MA.
23 Januari 2013 menjadi salah satu tonggak penting karier Syarifuddin. Komisi III DPR menetapkannya menjadi hakim agung bersama tujuh koleganya. Ketua MA pun melantik Syarifuddin menjadi Hakim Agung pada 11 Maret 2013.
Dua tahun kemudian, tepatnya 28 Mei 2015 Syarifuddin diangkat sebagai Ketua Kamar Pengawasan MA. Berselang satu tahun berikutnya melalui proses pemilihan demokratis di MA Syarifuddin terpilih sebagai Wakil Ketua MA Bidang Yudisial menggantikan Prof. Dr. H. Mohammad Saleh yang akan purnabhakti.
Sementara itu di Baturaja kampung asalnya tepatnya di Simpang Bukit Pelawi Kabupaten OKU Syarifuddin juga dikenal sebagai orang yang sederhana dan bersahaja. Rumah masa kecilnya di kampung kini ditempati oleh kerabatnya. Sesekali Syarifuddin kerap mengunjungi rumah masa kecilnya tersebut.

Kebiasaan beliau menjelang Ramadhan berziarah kemakam keluarga yang ada di Baturaja, namun kali ini belum pulang kampung. Selepas berziarah beliau bersilaturahmi dengan sanak saudara, sahabat dan tetangga. Selama di Baturaja beliau juga selalu tinggal di rumah orang tuanya tidak pernah tinggal di Hotel, kenang Agus Safuan, Ketua PN Baturaja.
Syarifudin juga sejak dulu dikenal ramah kepada bawahannya, tidak pernah marah hingga ia selalu dihormati oleh para pegawainya. Bapak orangnya baik, bijaksana dan gak pernah marah, ujar Rosanah Panitera Muda Perdata PN Baturaja yang pernah merasakan kepemimpinan Syarifuddin semasa ia bertugas di PN Baturaja.
Kabar terpilih dan dilantiknya Syarifudin menjadi Ketua MA juga turut disambut gembira oleh Warga di Bumi Sebimbing Sekundang (OKU), Sumatera Selatan. Warga Baturaja ikut bangga dan mendoakan agar Bapak Amanah dan Sukses dalam menjalankan tugas, pungkasnya (agus/yudi).