HUT PGRI Ke-73 Bersama Sofian Saleh & Yudi Latief

oleh -377 Dilihat
Sofan Saleh berkolaborasi dgn siswa SMA

BATURAJA OKU-Pemkab OKU menggelar kegiatan seminar sehari dengan tema “Kita Tingkatkan Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila” pada Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI) yang ke 73 tahun 2018. Acara tersebut dibuka dan dihadiri oleh Bupati OKU yang diwakili oleh Sekda OKU Dr H Ahcmad Tarmizi, Perwakilan Polres OKU, Perwaklan Kodim 0403/OKU, Kadisdik OKU Paranto, Direktur Akmi, Kepala Kemenag OKU, Unsur Muspida OKU, Wakil Ketua TP PKK, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat beserta seluruh Kepala Sekolah dan guru dari tingkat TK, SD, SMP sampai SLTA se-Kabupaten OKU, Senin (19/11).

Dari pantauan media, panitia menghadirkan langsung pemateri dan narasumber seminar dari Jakarta yakni mantan Aktivis, Cendekiawan Muda, Mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Nasional, Yudi Latief, Ph.D dan yang membanggakan turut hadir putra mantan Bupati OKU periode tahun 1979-1989 HM Saleh Hasan SH dan sekaligus pencipta lagu yang penuh penomenal “Guruku Sayang” Sofian Saleh sebagai moderator Seminar nasional HUT PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2018.

Poto bersama Sekda, Sofian Saleh, Yudi Latief

Sambutan diawali Kepala Dinas Pendidikan OKU Paranto, SE, MM mengatakan, peserta seminar berjumlah sekitar 900 peserta dan 100 orang kepanitian mulai dari Guru TK sampai Guru SLTA yang ada di Kabupaten OKU. ”Penguatan pendidikan akhlak mulia dan budu pekerti serta rasa cinta tanah air berdasarkan Pancasila”. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan bagaimana guru profesional menemukan sosok guru yang ideal dalam menerapkan model dan metode pembelajaran sesuai kebutuhan pendidikan saat ini. Menciptakan suasana pembelajaran di kelas yang menyenangkan dan implementasi yang berkarakter.

Ditempat yang sama Bupati OKU H Kuryana Azis yang diwakili Sekda OKU Dr H Achmad Tarmizi, dalam sambutannya mengatakan,”Kata Guru berdasarkan bahasa sansekerta dibagi dalam 2 suku kata, “Gu dan Ru”, Gu adalah kegelapan dan Ru itu pendobrak artinya “Guru Pendobrak Kegelapan”. Jika guru diibaratkan dengan lampu yang tempatnya selalu berada di atas tempat yang tinggi agar bisa menerangi. Oleh karenanya seorang guru yang baik harkat dan martabatnya maupun penghasilannya harus ditempatkan ditempat yang tertinggi di republik yang kita cintai ini, ujarnya.

Baca Juga :   PORESTABES PALEMBANG Mendominasi Ungkap Kasus 3C & Narkoba

Sekda berharap kepada semua para guru untuk terus mendidik generasi melenial yang ada saat ini, agar kedepannya bisa menghasilkan murid yang berpotensi untuk mengisi tongkat estapet kepemimpinan di Kabupaten OKU lebih baik lagi. Sedangkan dalam menghadapi penerapatan sistem pendidikan yang harus diselaraskan dengan tantangan baik secara global walau pendidikan nasional sudah pasti dituntut untuk mampu mengimplementasikan seluruh kurikulum yang ada dengan mengikuti perkembangan teknologi terkini, katanya.

Muspida dan para guru se OKU

Sementara itu Putra kebanggan Kabupaten OKU Sofian Saleh melakukan kolaborasi bersama pelajar SMA Negeri 5 OKU menyanyikan lagu berjudul “Guruku Sayang dan Mengabdi”. Sehingga suasana gedung kesenian yang tadinya sunyi senyap, sehingga membuat hingar bingar dan membahana sampai-sampai beberapa guru-guru yang hadir meneteskan air mata dengan mendengarkan lagu tersebut. Apalagi lagu tersebut dinyanyikan langsung oleh penciptanya sendiri yakni “Sofian Saleh” anak mantan Bupati OKU dua periode.

Sedangkan Yudi Latif, mantan Ketua BPIP, Pengamat Politik, Penulis Buku diantaranya buku berjudul “Negara Paripurna”. Selaku narasumber dalam kegiatan Yudi Latief menjelaskan hal yang sama dengan Sekda OKU Achmad Tarmizi, yaitu tugas guru adalah membawa gelap menuju terang. Selama masih ada semangat dari kaum guru mudah-mudahan Indonesia akan tetap bisa meraih harapan dimasa yang akan datang. Adapun problem pendidikan di Indonesia yang ada, disatu sisi didapati pelajaran yang bersipat skornya rendah seperti pelajaran matematika atau fisika, tapi pada saat yang sama juga sering menghadapi masalah-masalah yang menyangkut solidaritas sosial.

Para guru bersemangat dalam HUT PGRI

Kita boleh berbeda dan jangan menimbulkan pertikaian yang tidak ada habisnya. Nah kalau daya ingat sosial ini rendah seperti daya ikat tanah yang merenggang dengan satu tsunami sosial terjadi bisa saja beberapa titik ikut amblas secara sosial. Oleh karena itu selain kita ingin mengembangkan pembelajaran dibidang matematika atau fisika yang harus lebih baik, dan tidak kalah pentingnya adalah yang namanya mengajarkan kecakapan keluargaan supaya anak didik punya kemampuan untuk bekerjasama dan respek terhadap yang lain.

Baca Juga :   Bupati OKU Timur Enos Launching Beras Sebiduk Sehaluan

Menghargai perbedaan, mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara, menyadari konsensus-konsensus yang harus dipatuhi. Namun pendidikan yang ada selama ini sering kita dapati kebanyakan sekolah kita terlalu menekankan pendidikan itu hanya soal pengetahuan tertentu, biasanya hanya pengetahuan matematika, fisika atau kimia dan lainnya. Itu biasanya yang menjadi pusat perhatian pendidikan hanya sebagai cara untuk sebatas mengetahui belaka, Pungkasnya (yudi).