PALEMBANG-Dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN)-HUT Ke-74 PWI dan Porwada Sumsel Tahun 2020. Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melepas peserta Jalan Sehat Spektakuler dan Donor Darah PWI Peduli di Halaman Kantor Pemerintah Provinsi Sumsel, Jalan Kapten A Rivai Palembang, Minggu (1/12/2019).
Dari pantauan media acara tersebut dihadiri, Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar, Ketua DKP PWI Sumsel, H. Kurnati Abdullah dan sejumlah Pengurus PWI Sumsel, Pengurus PWI Kabupaten/Kota. Juga dihadiri sejumlah pejabat Pemprov Sumsel, Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Provinsi Sumsel, Prof Eduar Juliartha dan Kepala Dinas Kominfo Sumsel Ahmad Rizwan dan undangan lainnya.
Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar mengatakan, Jalan Sehat ini digelar bertujuan untuk memeriahkan road to HPN 2020, HUT ke-74 PWI, dan Pekan Olahraga Wartawan Daerah (Porwada) yang akan digelar di Kota Lubuklinggau.
Ini adalah pertama kalinya PWI Sumsel menggelar Porwada, yang akan menyeleksi atlet-atlet dari unsur wartawan PWI Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan, ucapnya.
Sementara Ketua Panitia Jalan Sehat PWI Peduli, Marintan mengatakan, kegiatan ini terbuka untuk umum. Para peserta mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan hadiah utama berupa umrah, sepeda motor, dan ratusan hadiah menarik lainnya.
Ribuan peserta Jalan Sehat Peduli mulai start di halaman Kantor Gubernur Sumsel–Jalan Radial-Arah IP Palembang-Jalan Jenderal Sudirman-Simpang RS Charitas, kemudian finish di kantor Gubernur Sumsel.
Kegiatan Jalan Sehat PWI Peduli berhadiah utama umrah dari Gubernur Sumsel, sepeda motor, dan ratusan hadiah menarik lainnya seperti peralatan elektronik yang didapat dari sumbangan pihak sponsor, unsur pemerintah, media serta PWI Kabupaten/Kota.
Ditempat yang sama Gubernur Sumsel menyampaikan beberapa hal terkait profesi seorang wartawan diantaranya, “Pagi yang cerah ini kita masih diberikan kesehatan oleh Allah SWT untuk dapat mengikuti kegiatan jalan sehat bersama dalam rangka Hari Pers Nasional/HUT PWI Ke-74 Tahun dan Porwada Sumsel Tahun 2020.
Pada zaman sekarang ini maupun pada masa yang akan datang, kita harus siap menghadapi tantangan, banyak fase-fase yang harus dilakukan untuk menjadi seorang wartawan profesional, ada juga yang timbul didalam diri seseorang yang dituangkan dalam berbagai media untuk menciptakan suatu keadaan yang dikemas dalam suatu media berita.
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) telah banyak berbuat untuk mengedukasi masyarakat, termasuk menjalankan program sosial dan juga cek ricek pada jalannya penyelenggaraan pemerintahan.
Karena itu ke depan saya harapkan kalangan wartawan yang tergabung dalam PWI dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga kontrol, dan terus profesional dalam menjalankan profesi jurnalisnya.
Terima kasih kawan-kawan Pers, mana yang layak dikonsumsi anak-anak misalnya mana yang tidak layak dikonsumsi anak, orang dewasa mana yang tidak layak juga untuk konsumsi kaum tersebut juga harus segera berbenah bukan berarti yang sudah jalan ini perlu dikoreksi begitu saja.
Tapi zaman ini menuntut dengan adanya keterbukaan ada tahapan-tahapan dan tangan itu kalau dulu koran cetak konvensional majalah cetak konvensional musuhnya televisi. Siapa yang lebih dulu kita yang siapa yang lebih dulu dikonsumsi, ujarnya.
Yakinlah hanya wartawan profesional yang dapat bertahan dan diterima oleh masyarakat, karena wartawan yang timbul hanya sesaat untuk sebuah kepentingan bukan menjadi profesinya itu akan tenggelam, pungkasnya (yudi).
