BANYUASIN,Samudra.News-Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Sebagai Keynote Speaker adalah Bupati Kabupaten Banyuasin yaitu, H. Askolani, S.H., M.H., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021. Berlangsung pada hari Rabu, (25/9/2021) pukul 09.00 WIB.
SHAKIRIN, S.H.I (Praktisi Pendidikan dan Trainer), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Shakirin memaparkan tema “PEMANFAATAN INTERNET UNTUK MENYEBARKAN KONTEN POSITIF BAGI PEMUKA AGAMA”. Dalam pemaparannya, Shakirin menjabarkan manfaat internet, meliputi sebagai wadah pendidikan, hiburan, dakwah, sosial, bisnis, dan informasi.
Dampak negatif internet, meliputi kecanduan, konten berbahaya, waktu terbuang, terpapar hoax, kejahatan, dan provokasi. Peran strategi pemuka agama, diantaranya bagian dari masyarakat, figur otoritas, berinteraksi langsung, tahu kondisi umat, ikatan emosional, serta pemberi solusi. Membuat konten efektif, dengan cara menentukan konten yang baru dan unik, tentukan segmentasi, tentukan platform media, serta pahami kebutuhan.
Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh MARSEFIO SEVYONE LUHUKAY, S.SOS., M.SI (Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan). Marsefio mengangkat tema “DUNIA MAYA DAN REKAM JEJAK DIGITAL”. Marsefio menjelaskan jejak digital merupakan kumpulan jejak dari semua data digital, baik dokumen maupun akun digital. Jejak digital dapat tersedia baik bagi data digital yang disimpan di komputer, tanpa terhubung internet maupun yang disimpan secara online, terhubung ke internet.
Jejak digital terbagi menjadi jejak digital aktif dan jejak digital pasif. Jejak digital aktif, data yang secara sengaja ditinggalkan oleh pengguna, misalnya unggahan foto di facebook, memberi like di unggahan instagram, atau komentar yang diberikan di twitter, video tiktok, mengisi form online, misalnya form survey online, mengirim email dan sebagainya.
Jejak digital pasif, data yang ditinggalkan tanpa disadari oleh pengguna seperti, rekam jejak rute perjalanan saat menggunakan google maps, atau alamat IP yang terekam pada server sewaktu sedang mengunjungi suatu laman informasi. Langkah untuk menjaga jejak digital, antara lain masukan nama ke beberapa sumber pencarian, periksa kembali pengaturan privasi, buat kata sandi yang mudah diingat, perbarui semua perangkat lunak, perhatikan isi aplikasi gawai, serta bangun personal branding yang baik.
Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh AMINUDDIN, S.PD., S.IP., M.M (Kepala Dinas Pendidikan Banyuasin). Aminuddin memberikan materi dengan tema “LITERASI DIGITAL BAGI TENAGA PENDIDIK DAN ANAK DIDIK DI ERA DIGITAL”. Aminuddin menjelaskan manfaat literasi digital, mencakup menghemat waktu, hemat biaya, memperluas jaringan, ramah lingkungan, serta lebih cepat dan efisien.
Tantangan literasi digital, antara lain terdapat konten negatif, terpapar hoaks, dan bebas akses. Relasi literasi digital dengan pendidikan, meliputi mempercepat proses transformasi lembaga pendidikan, peningkatan intensitas korrdinasi dan komunikasi pihak terkait, serta peningkatan efektivitas dan efisiensi layanan.
Indikator literasi digital di sekolah, antara lain itensitas penerapan dan pemanfaatan literasi digital dalam proses pembelajaran, kemampuan guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi, serta jumlah kegiatan di sekolah yang memanfaatkan teknologi dan informasi. Literasi digital bagi pendidik, meliputi pendidik melek teknologi dan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.
Serta banyak aplikasi kekinian untuk memenuhi kebutuhan yang dapat dimanfaatkan oleh guru meningkatkan kemampuan personal, misalnya quiper, google drive, ruang guru dan sebagainya. Literasi digital bagi anak didik, mencakup Memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran serta inovasi teknologi dan aplikasi yang dapat digunakan siswa untuk penguatan literasi begitu masif.
Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh DR. RINO A. SA’DANOER (Director Global Business Development Asiamed). Rino mengangkat tema “BEBAS NAMUN TERBATAS: BEREKSPRESI DI MEDIA SOSIAL”. Rino menjelaskan etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalm kehidupan sehari-hari.
Penggunaan media digital mestinya di arahkan pada beberapa hal meliputi niat, sikap, dan perilaku yang etis. Cara kerja di Indonesia real official adalah dengan perlakukan sebagaimana yang ingin dilakukan, pergunakan bahasa yang santun, hindari komentar yang berbau SARA, serta hindari konten berbau pornografi. Paduan konten Indonesia real official, meliputi bertanggungjawab, sampaikan informasi yang sudah terverifikasi, hindari hoax atau kebohongan, perhatikan aturan hukum yang berlaku, serta hindari pencemaran nama baik.
Webinar diakhiri, oleh JOS OREN (Youtuber dan Influencer dengan Followers 11,7 Ribu). Jos menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa peran strategi pemuka agama, diantaranya bagian dari masyarakat, figur otoritas, berinteraksi langsung, tahu kondisi umat, ikatan emosional, serta pemberi solusi. Langkah untuk menjaga jejak digital, antara lain masukan nama ke beberapa sumber pencarian, periksa kembali pengaturan privasi, buat kata sandi yang mudah diingat, perbarui semua perangkat lunak, perhatikan isi aplikasi gawai, serta bangun personal branding yang baik.
Literasi digital bagi anak didik, mencakup memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran serta inovasi teknologi dan aplikasi yang dapat digunakan siswa untuk penguatan literasi begitu masif. Cara kerja di Indonesia real official adalah dengan perlakukan sebagaimana yang ingin dilakukan, pergunakan bahasa yang santun, hindari komentar yang berbau SARA, serta hindari konten berbau pornografi.