Tahun 2019, BPS OKU Kembali Mendata Luas Lahan Panen Padi

oleh -200 Dilihat
Kepala BPS OKU meninjau lahan padi

BATURAJA OKU-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten OKU,  Ir. Budiriyanto, MAP, bersama petugas lapangan melakukan pengawasan lapangan di Desa Beringin Kecamatan Muara Jaya-OKU. Badan Pusat Statistik untuk tahun 2019 kembali melakukan Pendataan Statistik Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA), Selasa (29/01).

Sebagaimana penjelasan Kepala BPS, metode KSA adalah suatu metode baru yang dikembangkan oleh  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan BPS dalam rangka memperbaiki metode pengumpulan data luas panen yang didasarkan pada hasil pandangan mata petugas pengumpul data. Metode ini dilakukan dengan cara yang lebih objektif dan modern dengan melibatkan perangkat teknologi di dalamnya. Sehingga data pertanian yang dikumpulkan khususnya komoditi padi menjadi akurat dan tepat waktu.

Menurut Budiriyanto keberhasilan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan sangat ditentukan perencanaan yang baik. Untuk menyusun perencanaan yang baik diperlukan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu sebagai dasar penetapan target dan tujuan yang ingin dicapai. Kesalahan data dan informasi baik yang menyangkut keakuratan dan ketepatan waktu yang digunakan sebagai input mengakibatkan perencanaan yang dibuat tidak akan berguna atau bahkan merugikan apabila perencanaan tersebut diimplementasikan.

Kepala BPS meninjau infrastruktur irigasi

Pelaksanaan kegiatan KSA ini dapat terwujud sebagai hasil kerjasama antara Badan Pusat Statistik, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Unit statistik (statistical unit) yang menjadi sasaran kegiatan sampai ke level Kecamatan, sedangkan obyek komoditas pertanian tanaman pangannya adalah padi. Namun demikian masih memungkinkan untuk pengembangan ke depan diperluas untuk komoditas tanaman pangan yang lainnya.

Tujuan pendataan Statistik Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area adalah untuk memperbaiki metode pengumpulan menjadi lebih objektif dan modern dengan melibatkan peranan teknologi di dalamnya, sehingga data pertanian yang dikumpulkan menjadi akurat dan tepat waktu. Pendataan Statistik Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA) dilaksanakan pada 7 hari terakhir setiap bulan. Untuk bulan Januari 2019, dilaksanakan pada tanggal 25 sampai dengan 31 Oktober 2019.

Baca Juga :   Siti Badriah & Band Ungu Meriahkan Puncak HUT PTBA Ke-39

Pendataan statistik tanaman pangan terintegrasi dengan metode KSA yang dilaksanakan di Provinsi Sumatra Selatan dilakukan di seluruh Kabupaten/Kota. Untuk Kabupaten OKU, dilakukan di 12 Kecamatan. Jumlah segmen yang akan diamati di 12 kecamatan tersebut berjumlah 43 segmen yang berupa lahan sawah, dimana masing-masing segmen berluas 9 hektar. Masing-masing segmen terdiri dari 9 sub segmen, dimana masing-masing subsegmen berluaskan 1 hektar.

Jumlah petugas Pendataan Statistik Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA) di Kabupaten Ogan Komering Ulu berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 8 orang pencacah dan 3 orang pengawas. Pencacah akan mengamati fase pertumbuhan padi setiap sub segmen. Fase pertumbuhan padi terdiri dari vegetatif awal, vegetatif akhir, generatif, panen, persiapan lahan, puso, lahan sawah ditanami bukan padi, dan bukan sawah.

Kepala BPS OKU, Ir Budiriyanto MAP

1. Vegetatif awal: fase tumbuh mulai dari awal tanam sampai anakan (1 – 35 hari setelah tanam), 2. Vegetatif akhir: fase tumbuh mulai dari anakan maksimum sampai sebelum keluar malai (35-55 hari setelah tanam), 3. Generatif: fase tumbuh mulai dari keluar malai, pematangan, sampai sebelum panen (55-105 hari setalah tanam), 4. Panen: fase pada saat padi sedang atau sudah dipanen, 5.     Persiapan lahan: fase dimana lahan sawah mulai diolah untuk persiaoan tanaman padi.

Kemudian, 6. Puso: apabila terjadi serangan OPT (organisme penganggu tumbuhan) atau bencana, sehoingga produksi padi kurang dari 11% dari normal, 7.          Lahan sawah yang ditanami bukan padi :  adalah areal persawahan yang dibudidayakan untuk tanamana selain padi. Dan 8.          Bukan sawah: apabila titik pengamatan jatuh pada areal bukan persawahan, misalnya hutan, perkebunan, semak, pemukiman, dan bangunan permanen lainnya, bdan air, jalan, dan lain-lain.

Baca Juga :   KABUPATEN OKU HARI INI ULANG TAHUN KE-108, BANYAK PRESTASI YANG TELAH DICAPAI

Petugas dibekali aplikasi berbasis andorid, yaitu aplikasi KSA untuk menentukan fase tumbuh dan akan mengambil gambar dengan aplikasi tersebut dan langsung di upload di server KSA, sehingga penentuan fase tumbuh tanaman padi oleh petugas dibuktikan juga dengan gambar visual. Pungkasnya (yudi)