
SAMUDRA.NEWS-Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi mengumumkan 10 nama yang lolos seleksi wawancara dan uji publik. Pengumuman itu disampaikan usai Pansel Capim KPK menyerahkan 10 nama tersebut kepada Presiden Joko Widodo, Senin (02/09).
Sepuluh Capim KPK ini sudah melewati berbagai tahap seleksi mulai dari administrasi, uji kompetensi, psikotest, uji publik, hingga wawancara. Berikut nama 10 capim yang lolos seleksi sebagaimana diungkapkan Ketua Pansel Yenti Garnasih.
“10 nama sudah ada. Mereka adalah Alexander Marwata, Firli Bahuri, I Nyoman Wara, Johanis Tanak, Lili Pintauli Siregar, Luthfi Jayadi Kurnaiwan, Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron, Roby Arya B, dan Sigit Danang Joyo”.
Ketua Pansel KPK mengatakan, 10 nama tersebut berlatar belakang polisi 1 orang, dari KPK 1 orang, jaksa 1 orang, auditor 1 orang, advokat 1 orang, hakim 1 orang, dosen 2 orang, dan PNS 2 orang.

Ia menegaskan bahwa nama-nama itu sesuai yang diajukan kepada Presiden. “Tidak terjadi perubahan (nama). Biasa saja. Kami perpanjangan tangan Presiden. Ini hasilnya,” ucapnya.
Menurut Ketua Pansel, Presiden Jokowi mengikuti seluruh tahapan seleksi oleh Pansel. Sejauh ini, Yenti mengaku belum mengetahui waktu Presiden akan mengirimkan 10 nama ke DPR. “Tidak ada sinyal kapan Presiden akan menyerahkan”.
Di antara nama-nama itu, ada nama Komisioner KPK petahana Alexander Marwata dan Kapolda Sumsel Irjen Firli. Sementara itu nama Wakabareskrim Irjen Antam Novambar tersingkir. Berikut daftar lengkapnya 10 nama capim KPK yang diserahkan ke Presiden Jokowi:
- Alexander Marwata (Wakil Ketua KPK)
- Firli Bahuri (Kapolda Sumatera Selatan, mantan Deputi Penindakan KPK)
- I Nyoman Wara (Auditor Badan Pemeriksa Keuangan)
- Johanis Tanak (Direktur Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung)
- Lili Pintauli Siregar (Pengacara, mantan Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban/LPSK)
- Luthfi Jayadi Kurniawan (dosen Universitas Muhammadiyah Malang)
- Nawawi Pomolango (Hakim Pengadilan Tinggi Denpasar, Bali)
- Nurul Ghufron (Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember)
- Roby Arya (Asisten Deputi bidang Ekonomi Makro Sekretariat Kabinet)
- Sigit Danang Joyo (Kepala Sub Direktorat Bantuan Hukum Dirjen Pajak, Kemkeu)
Setelah ini, Presiden Jokowi akan mengirim sepuluh nama calon pimpinan KPK kepada DPR. Komisi Hukum DPR lalu akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan (Fit and Proper Test) untuk memilih lima nama sebagai pimpinan KPK periode 2019-2023.

Yang membanggakan, siapa Firli Bahuri, bagi warga OKU Sumsel nama Irjen Pol. Drs. Firli, MSi, yang sebelumnya menjabat Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, bukanlah orang asing di Sumatera Selatan.
Jenderal Bintang dua tersebut, lahir di Bumi Sriwijaya pada 08 November 1963 silam, tepatnya di Desa Lontar, Kecamatan Muara Jaya, Kabupaten OKU. Lulusan Akademi Kepolisian angkatan 90 ini.
Pertama berdinas sebagai Kapolres persiapan Lampung Timur, Kapolres Kebumen, Brebes, Ajudan Wakil Presiden Boediono, Wakapolda Banten, Wakapolda Jawa Tengah, Kapolda NTB, Deputi Penindakan KPK hingga akhirnya Kapolda Sumsel.
Saat pulang kampung, Firli mengatakan ini pertama kalinya mengabdi di daerah asalnya Sumatera Selatan. Tugas yang saya emban harus menjadi amanah karena ini kesempatan saya pertama kali kembali pulang mengabdi ke daerah asal saya.

Saya asli orang OKU (Hang Ugan), lahir dan besar di desa Lontar ini hingga SMP, kemudian ikut kakaknya melanjutkan SMA Negeri 3 di Palembang. Firli menyampaikan kisah masa lalunya yang penuh dengan kepedihan dan keprihatinan.
Bagaimana tidak perjuangannya masa kecilnya di Desa Lontar. Ia pun tidak segan mengakui bagaimana perjuangan masa kecil dahulu yang penuh kesusahan pasca ditinggal pergi sang ayah tercinta untuk selama-lamanya.
Putra bungsu dari enam bersaudara anak pasangan Bahuri (Ayah) Asli Desa Lontar dan Tamah (Ibu) yang berasal dari Desa Tanjung Sari Kecamatan Pengandonan-OKU. Sewaktu masih duduk dibangku SD saya sudah ditinggal Ayah, ujarnya.
Ayahnya meninggal tahun 1974. Ditinggal pergi sang ayah, maka Ibunda Firli lah membesarkan dan mendidik Firli bersama lima saudaranya.Yakni, masing-masing Rusibah, Sismiana, Iskandar, Makmulhadi, Busri dengan segala keterbatasan. Kehidupan Firli bersaudara penuh dengan tantangan dan ujian sepeninggal ayahnya, pungkasnya (int/yudi)