Harga Kopi Anjlok, Petani Kopi Di OKU Selatan Kecewa

oleh -234 Dilihat
Beras kopi sedang dijemur petani

MUARADUA OKUS-Petani Kopi di OKU Selatan diantaranya Kecamatan Muaradua Kisam, Kisam Tinggi, Sungai Are, Pulau Beringin, BPRRT, Warkuk Ranau Selatan, Banding Agung, Mekaku Ilir, Buay Rawan dan Kecamatan penghasil kopi lainnya saat ini sangat mengeluhkan, harga kopi dipasaran saat ini sedang anjlok. Apalagi sebentar lagi lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah sudah diambang pintu.

Menjelang lebaran ini harga jual Kopi di Muaradua masih dikisaran harga Rp 17.000 sampai Rp 18.000 Perkilogram atau mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari harga sebelumnya mencapai Rp 21.000,- Perkilogram. Informasi yang berhasil dihimpun, turunnya harga jual kopi tersebut sudah terjadi sejak sepekan lalu dengan harga Rp 18.000 perkilogram. Namun menjelang Idul Fitri harga kembali anjlok.

Petani asal Ranau mengatakan, Musim panen kopi tahun ini bukannya memperoleh keuntungan, justru sebaliknya mereka mengalami kerugian yang besar menyusul anjloknya harga kopi hingga ke titik terendah. Saat ditanya kepadanya, kopi dengan kualitas terbaik hanya mencapai Rp 17.000 hingga Rp18.000 perkilogram, sebagaimana disampaikan petani kopi Herianto asal Banding Agung Ranau, OKU Selatan.

Menurutnya, harga kopi sama sekali tidak sebanding dengan biaya produksi yang harus kami keluarkan selama setahun, sebut petani tersebut dengan mengeluh. Diungkapkannya, jika para petani kopi disini sama sekali tidak mengetahui penyebab anjloknya harga kopi tersebut. Namun kuat dugaan hal ini disebabkan oleh harga kopi ditingkat internasional yang juga mengalami penurunan. Kami berharap harga kopi akan kembali pulih, sehingga kami tak terlalu merugi, ujarnya.

Kopi Ranau Kecamatan Banding Agung

H. Bakri salah satu Toke Kopi membenarkan jika saat ini harga kopi di Muaradua mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu mengalami penurunan Rp 3.000 sampai Rp 4.000 perkilogram. Namun penurunan ini bukan hanya terjadi di Muaradua saja, akan tetapi hampir setiap daerah penghasil kopi lainnya diantaranya Pagaralam, Semendo, bahkan Lampung. Kita ikut harga Internasional, jadi turunnya harga kopi ini mengikuti harga Internasional pak, katanya.

Baca Juga :   Usai Libur Panjang Idul Fitri, Sekda OKU Sidak Kantor Pelayanan Publik

Dilanjutkan H. Bakri, kondisi ini juga diperparah dengan gudang yang ada di Palembang dan Lampung tutup atau tidak menerima pasokan kopi dari berbagai daerah. Padahal saat ini sedang musim panen, dan tingkat penjualan petani meingkat karena mendekati hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah. Mau tidak mau sebagai pengepul kopi yang dijual petani tetap kita beli, dan terpaksa disimpan hingga gudang kopi di Palembang dan Lampung buka kembali, tuturnya.

Sementara itu Uka (45) salah satu petani kopi menuturkan cukup kecewa dengan kondisi tersebut, apalagi turunnya harga kopi tersebut mendekati hari lebaran. Mau tidak mau, hasil kopi harus dijual pak, sebab lebaran tinggal menghitung hari, jadi kebutuhan rumah tangga harus dapat  terpenuhi. Lain halnya yang diungkapkan Fajri juga petani kopi, dirinya tidak begitu terkejut dengan kondisi ini, pasalnya sudah hal biasa harga kopi turun pada saat lebaran. Tiap Idul Fitri dan penerimaan siswa baru sudah dapat dipastikan harga kopi pasti turun, dan ini sudah tradisi setiap tahunnya. pungkasnya (yudi)