Bupati OKU Timur Jadi Keynote Speaker Dalam Literasi Digital di Wilayah Sumatera II

oleh -144 Dilihat
Bupati OKU Timur jadi Key Note Speaker dalam kegiatan Literasi Digital oleh Kementerian Kominfo

BATURAJA,Samudra.News-Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kabupaten/Kota area Sumatera II.

Kegiatan ini mulai dari Provinsi Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI/Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya. Acara tersebut berlangsung, Kamis (24/6/2021) pukul 09.00 WIB.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Bupati OKU Sumsel, H. Lanosin Hamzah ST sebagai Keynote Speaker, menyatakan bahwa mendukung kegiatan Literasi Digital agar dapat memanfaatkan internet dan teknologi untuk hal yang positif dan kreatif serta menamba daya saing sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan turut membangun OKU Timur, dilanjutkan Presiden RI, Jokowi yang memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Digital Skill Deny Sutrisno, S.Pd.I (Relawan TIK) dengan Thema : “Basic skill tentang hardware & software dan penggunaanya”. Deny menjelaskan lebih banyak ke aplikasi software, dimana Application software/perangkat lunak terdiri dari  program-program yang dirancang khusus untuk membantu  pengguna lebih produktif dan membantu tugas-tugas pribadi.

Ada beberapa kategori aplikasi software antara lain diperuntukan buat bisnis, graphic multimedia, komunikasi dan home/personal/education.

Sofware Komputer adalah Perangkat Elektronik yang canggih, dan akan terus berkembang, sehingga para ilmuwan pun,  belum menetapkan kapan berakhirnya teknologi Software komputer ini, dan ilmuan pun akan terus mengembangkannya, karena menurut para ilmuwan Komputer masih banyak Kekurangan.

Baca Juga :   Selain Kampanye Dialogis, Kuryana Azis Datangi Masyarakat Secara Door To Door

Digital Culture oleh Bagus Suprjiyono, S.Pd, MSi (Dosen Luar Biasa Universitas Baturaja) dengan Thema : “Bebas namun terbatas berekspresi di media sosial”.

Bagus menerangkan bahwa tantangan bagi generasi muda adalah di dalam perkembangan internet yang sangat pesat ternyata juga mengubah budaya dari masyarakat. Kondisi ini dapat dilihat dari para generasi muda saat ini. Begitu banyak akun media sosial, seperti LINE, Whatsapp, Instagram, Twitter, Facebook, dan lainnya yang dapat menjadi sarana aktualisasi diri mereka.

Tantangan bagi para anak muda ini adalah bagaimana menempatkan diri mereka di dunia maya sehingga nantinya tidak menimbulkan masalah bagi diri mereka sendiri.

Selanjutnya Bagus menjelaskan bahwa tanpa disadari, para anak muda ini menganggap bahwa akun media sosial yang mereka miliki adalah ranah privasi. Padahal, ketika mereka telah membagikan ekspresi mereka melalui akun sosial media mereka, maka itu sudah menjadi ranah publik.

Kebebasan berekspresi diatur di dalam Pasal 19 ICCPR dengan rumusan setiap orang berhak untuk berpendapat dan bebas untuk menyatakan pendapat. Kebebasan ini juga mencakup bebas untuk mencari, menerima, dan memberikan informasi dan pemikiran, terlepas dari berbagai pembatasan.

Kemudian Digital Safety oleh Ginna Desiana (Creator DolananYuk. id dan RTIK Indonesia) dengan Thema : “Pesan orang tua dalam memberikan ajaran tentang keamanan internet untuk anak”.

Dalam pemaparannya, Ginna menjelaskan tentang tantangan para orang tua di era digital, sebagai berikut :

  1. Akses internet semakin mudah : Dunia user –generate content.
  2. Bebas terkoneksi tanpa aturan : Tidak paham resiko.
  3. Orang tua tergagap teknologi : Orang tua tidak tahu harus bagaimana.

Kehidupan anak masa kini tidak lepas dari penggunaan media sosial. Maka jadilah membuat lingkungan yang aman.

  • Jangan anak di bawah umur menggunakan media sosial.
  • Batasi jumlah waktu online anak di media sosial.
  • Pastikan pengaturan akun media sosial anak dalam mode private.
  • Jelaskan aturan bermedia sosial pada anak.
Baca Juga :   Kapolda Sumsel Terima Audiensi Kepala BPS Sumsel Untuk SP2020

Aman di ranah digital lanjut Ginna bisa dilakukan para oran tua dengan :

  • Save identitas anak.
  • Cek material konten.
  • Interaksi dengan anak.

Selanjutnya Digital Ethics oleh Angga Wibowo Gultom, S.M.B, M.Si (Ketua DPD UKM/IKM Nusantara Kabupaten Ogan Komeng Ulu) mengambil Thema : “Basic knowledge & rules usaha online”.

Menurut Angga, usaha online dapat berupa jualan produk dan jasa. Produk apapun dapat dijual melalui online, sedangkan bentuk jasa di online antara lain Social Meda Management, sewa Zoom dan lain sebagainya.

Dalam hal Basic Knowledge, harus memahami fungsi internet, memiliki trend dan team work. Untuk Basic Rules nya antara lain produk / jasa tidak melanggar hukum, tidak menggangu dan membuat resah, barang dan jasa yang ditawarkan sesuai dengan spesifikasi serta siap beradaptasi dan menerima perubahan.

Transformasi Bisnis lanjut Angga ada 2 perbedaan yaitu antara lain :

  • Close Mind yaitu bertahan dengan konsep lama sedangkan Open Mind berkembang mengikuti tren
  • Superman hanya mengandalkan dengan satu individu, Super Team mencapai tujuan bersama melalui kolaburasi.
  • Slow, dalam pengertian banyak pertimbangan, Fast yaitu cepat mengambil keputusan dan eksekusi.

Terakhir Sharing Session disampaikan oleh Joddy Caprinata (Joddy Caprinata F Founder & COO Bicara Project, 12,7K followers). Ia menjelaskan,  kita harus memberikan keleluasaan kepada anak kita untuk memberikan fasilitas internet namun harus selalu kita awasi agar anak anak kita tetap membuka hal hal positif.

Dunia digital memiliki peran yang sangat besar untuk menghasilkan banyak hal termasuk uang, koneksi dan lain-lain. Untuk membangun koneksi yang baik dalam dunia digital etika dan tata rama adalah kunci utama (red).