Bertonie Hebat, Ibunya Tukang Cuci, Ayahnya Buruh Bangunan dan Tukang Ojek, Diterima di IPDN

oleh -416 Dilihat
Bertonie pemuda asal Muaradua

MUARADUA OKUS-Rumah berdinding papan bercampur triplek dan berlantai semen di lingkungan IX Kampung Rengas, Pasar Muaradua Kecamatan Muaradua OKU Selatan. Disanalah tinggal seorang pemuda bernama Bertonie (20) Putra sulung pasangan Rosita Liana (41) dan Kemas Tambat (44) serta adiknya  yang kini masih menumpang tinggal di bawah rumah neneknya. Diterima di Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Jatinagor Subang Jawa Barat Tahun 2018, Jumat (31/08).

Berasal dari latar belakang keluarga kurang mampu dengan ayah bekerja sebagai buruh dan tukang ojek serta ibu sebagai tukang cuci pakaian di lingkungan rumahnya, tidak merasa rendah diri dan selalu menatap masa depan dengan penuh harapan. Sebagaimana kata pepatah “Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan” begitulah yang tepat dialamatkan kepada pemuda ganteng ini yang bernama Bertonie. Berprestasi sejak di bangku sekolah dasar (SD) menjadi modal Bertonie untuk bercita-cita menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Alumnus SMA Negeri 1 Muaradua OKU Selatan itu pun rutin masuk sepuluh besar di kelasnya. Menurut Bertonie, dia ingin sukses supaya meningkatkan derajat orang tuanya. Apalagi, sang ayah, Kemas Tambat hanya bekerja sebagai buruh bangunan dan tukang ojek. Sedangkan ibunya Rosita Liana sehari-hari menjadi tukang cuci. Ibunya tak kuasa menahan kegembiraan ketika mengetahui putera sulungnya, bisa diterima kuliah di IPDN. Terharu bercampur rasa bahagia dan bangga tatkala kabar anaknya bisa kuliah di IPDN Jatinangor Subang Jawa Barat.

Rosita Liana sedang mencuci pakaian

Bagaimana tidak?, bayangan untuk bisa mewujudkan keinginan anak sulungnya kuliah di perguruan tinggi negeri serasa sangat jauh untuk bisa menjadi kenyataan. Penghasilan suaminya Kemas Tambat (44) yang bekerja sebagai buruh bangunan dan tukang ojek sangat pas-pasan untuk menghidupi keluarga. Sementara untuk membantu suami ia menjadi tukang cuci di sekitar kampungnya di Muaradua OKU Selatan. Ia ikut senang, cita-cita anak untuk bisa kuliah bisa terwujud, ujarnya.

Baca Juga :   396 SURAT SUARA RUSAK DAN LEBIH PILGUB SUMSEL DIMUSNAHKAN KPUD OKU

Rosita mengaku awalnya ia sempat tidak percaya dan tidak bisa memenuhi keinginan puteranya untuk kuliah. Ditengah kondisi keluarga yang serba kekurangan ia khawatir akan mengecewakan impian anaknya untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Namun, melihat kegigihan dan tekad keras anaknya dalam belajar membuatnya dan suami semakin tegar dan berusaha untuk mendukungnya. Tidak ada yang lebih membahagiakan kami sebagai orang tua, selain melihat anaknya bisa berhasil dan menjalani pendidikan dengan baik.

Rosita Liana ibunya Bertonie

Sebenarnya Tonie yang biasa dipanggil, sudah kuliah di Universita Lampung (Unila) mengambil jurusan Ilmu Pemerintahan sekarang semester V, dengan semua biaya perkuliahan ia tanggung sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mencukupi biaya perkuliahan ia bekerja sebagai tukang parkir dan petugas kebersihan di salah satu gedung tempat kegiatan Kota Bandar Lampung. Kendati demikian Bertonie, dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari tanpa menyusahkan kedua orang tuanya.

Dikatakan Rosita, anak sulungnya tersebut memang tak ingin merepotkan orang tua, mendaftar tes di IPDN pun dilakukan Tonie secara diam-diam. Setelah diperjalanan baru ia memberitahu orang tuanya. Ditambahakn Rosita, dalam menjalani masa tes banyak liku-liku yang ditemui anaknya tersebut, mulai dari kehabisan uang sehingga terpaksa meminjam uang pada temannya hingga kehilangan dompet dalam perjalanan ke Palembang untuk mengikuti tes IPDN, bahkan ia pinjam uang pada temannya karena kehabisan uang, tutur Rosita.

Saat ditanya kenapa tidak menghadiri undangan kelulusan anaknya hari ini (31/08), Rosita mengaku karena keterbatasan biaya. Uangnya nggak cukup itu juga didapat dari pinjaman ke tetangga, hari ini yang pergi cuman bapaknya Tonie dan saudara suami saya. Bertonie dikenal tetangga sebagai anak yang baik, jujur dan bersahaja, Pungkasnya (yk)