JAKARTA-Setelah tiga tahun berturut-turut yakni 2014, 2015 dan 2016 Tidak Memberikan Pendapat (TMP), tahun 2017 mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan untuk tahun 2018 Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk pertama kalinya. di Ruangan Auditorium BPK yang diserahkan langsung oleh Anggota 3 BPK Achsanul Qosasih kepada TVRI, Senayan, Jakarta, Senin (17/06).
Anggota 3 BPK Achsanul Qosasih mengatakan, apresiasi yang tinggi perlu diberikan kepada TVRI. Sebagai lembaga negara yang bergerak di bidang penyiaran, kata dia, TVRI mampu meraih prestasi yang prestisius. Kendati demikian dia menjabarkan, terdapat beberapa catatan yang diberikan BPK yang perlu dibenahi TVRI. Terdapat beberapa catatan dari kami, dan ini harus ditindaklanjuti oleh TVRI untuk peningkatan ke depannya, ujarnya.
Direktur Utama TVRI Helmy Yahya mengatakan, perolehan WTP tersebut merupakan prestasi tertinggi yang didapatkan TVRI. Dengan prestasi tersebut, dia berharap hal itu dapat menjadi tolok ukur terjadinya transformasi di lingkungan TVRI, terutama di sektor keuangan dan pengelolaan anggaran yang akuntabel.
Alhamdulillah perjuangan Direksi dan Karyawan TVRI untuk mendapatkan opini tertinggi berhasil meski PR masih banyak. WTP itu adalah sebuah kepercayaan kalau TVRI sudah akuntabel dan transparan dalam pengelalaan keuangan dan assetnya. Dan kepercayaan itu penting bagi TVRI agar TVRI bisa mendapatkan makin banyak amanah dan kepercayaan dari stakeholders atau pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, DPR, kementerian dan lembaga, swasta, masyarakat dan pihak lainnya.
Ke depannya, dengan prestasi ini, kami bisa menghadirkan program-program televisi yang berkualitas dan diminati masyarakat. Catatan dari BPK juga akan kami tindaklanjuti, kata Helmy Yahya.
Ke depan, dia menjabarkan, TVRI akan terus meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan dan anggaran yang dimiliki. Hal itu dilakukan guna menjaga kepercayaan serta pergerakan struktur manajerial seluruh karyawan TVRI yang ada di seluruh Indonesia.
Di sisi lain dia menekankan, reformasi dan rebranding TVRI merupakan prioritas yang telah dimulai sejak tahun lalu. Dia mengingatkan, dengan capaian WTP yang ada, pihaknya meminta kepada seluruh karyawan TVRI agar melakukan percepatan dalam transformasi tersebut. Helmy menekankan, sebagai saluran televisi publik, ke depan TVRI akan menghadirkan tayangan yang diharapkan merangsang persatuan bangsa menjadi semakin erat, apapun latar belakang pandangan maupun identitas masyarakatnya.
Dia mencontohkan, hal tersebut sudah dimulai dengan kembalinya TVRI menayangkan siaran olahraga Bulu Tangkis dan Sepak Bola dunia. Hal tersebut dinilai dapat mengembalikan kehadiran TVRI di tengah masyarakat. Selain itu, kata dia, TVRI juga sukses menjadi penyelenggara siaran Debat Calon Presiden, Siaran Pemilu, dan menjadi TV Pool pada berbagai kegiatan kenergaraan. Ini sebuah kepercayaan kepada kami, maka akan kami sambut dengan progresif, katanya.
Helmy menceritakan, sejak 1,5 tahun silam saat pertama kali dia baru menjabat sebagai Direktur Utama TVRI, status pengelolaan keuangan TVRI berpredikat disclaimer. Dia mengatakan, dengan predikat tersebut pihaknya merasa tertantang dan berusaha menjadikan pengelolaan keuangan ke depannya menjadi lebih akuntabel.
Dengan adanya WTP, kata dia, hal tersebut dapat menjadi modal bagi TVRI untuk membangkitkan kepercayaan terhadap mitra dan pihak-pihak lain yang ingin bekerja sama dengan TVRI. Bahwa dengan hal ini, dia percaya seluruh mitra kerja TVRI akan semakin progresif dalam meningkatkan serta membantu menghadirkan tayangan yang berkualitas. (int/yd)