WARGA BINAAN BATURAJA BERPARTISIPASI DALAM PEMECAHAN REKOR DUNIA DAN MURI

oleh -185 Dilihat
Herdianto Karutan Baturaja OKU

 BATURAJA OKU-Sejumlah penari di Indonesia akan memecahkan rekor dunia Guinness World of Records (GWR) untuk tari poco-poco terbesar atau “The Largest Poco-Poco Dance” dalam rangka menyambut pesta olahraga multi cabang Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. Pemecahan rekor yang dilaksanakan Minggu (05/08), diikuti sekitar 65.000 peserta dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, anggota TNI/Polri, sanggar senam, dan masyarakat umum termasuk Warga Binaan Rumah Tahanan Baturaja OKU.

Sebagaimana dijelaskan Kepala Rutan Kelas IIB Baturaja Herdianto, Kegiatan tari poco-poco tersebut, dilaksanakan secara serentak diseluruh Unit Pelaksana Teknik (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia dengan memanfaatkan media “teleconference”. Keikutsertaan Pemasyarakatan kali ini tidak hanya sebagai bagian dari pemecahan rekor dunia, tetapi kita juga membuat sejarah baru untuk memecahkan rekor MURI sebagai peserta senam poco-poco narapidana terbanyak, ungkap Karutan Herdianto.

Tari Poco-Poco Warga Binaan Rutan Baturaja

Lapas khusus Narkotika Kelas IIA Jakarta (Lapas Narkotika Cipinang) yang menjadi pusat penyelenggaraan. Rutan Baturaja sendiri mengerahkan sekitar 50 orang warga binaannya. Sebelumnya seluruh peserta dari UPT Pemasyarakatan telah melaksanakan gladi bersih secara serentak pada hari Minggu ini juga. Senam poco-poco ini juga menjadi bagian dari pembinaan kepribadian bagi narapidana di bidang kesehatan jasmani.

Selain mempersiapkan dari sisi kemandirian, narapidana juga harus sehat secara mental dan jasmani sehingga mengurangi peluang mereka untuk mengulangi perbuatannya. Acara yang diprakarsai oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ini juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat baik dari jajaran pemerintahan maupun masyarakat dan juga dapat menjadi sarana perekat dan pemersatu bangsa serta mampu menanamkan nilai nasionalisme, ujarnya.

Warga Binaan Rutan Baturaja OKU

Ditambahkan, tujuan digelar acara ini juga untuk ‘mendemamkan’ lebih dulu, sebagai tanda bahwa Indonesia telah siap lahir batin untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang baik. Tari poco-poco merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Maluku Utara. Tarian ini dikenal sebagai gerakan senam di antara lingkungan militer hingga kemudian berkembang menjadi sebuah tarian yang digemari seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Juga :   281 Napi Rutan Kelas IIB Baturaja dapat Remisi HUT RI ke-73, 2 Orang Langsung Bebas

Lagu pengiring tarian berjudul “Poco-poco” diciptakan oleh pria asal Ambon bernama Arie Sapulette. Gerakan tarian poco-poco adalah mundur ke belakang satu dua langkah dan maju ke depan satu dua langkah dan badan berputar di tempat sebanyak 360 derajat. Saat ini, tari  poco-poco telah berkembang dengan pesat sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka ragam, mulai dari iringan musik versi dangdut, house music (disko), sampai cha-cha. Pungkasnya. (yudi)