Pulang Kampung, Kapolda Sumsel Nyanyikan Lagu “Titip Rindu Buat Ayah”

oleh -247 Dilihat
Kapolda saat menyanyikan lagu kesayangannya

BATURAJA OKU-Lirik  lagu “Desaku Yang Ku Cinta” ciptaan L. Manik dan “Titip Rindu Buat Ayah” ciptaan Ebiet G Ade. Kebetulan sekali atau pas disaat Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs. Firli, MSi bersama rombongan keluarganya waktu  pulang ke kampung halamannya di Desa Lontar, Kecamatan Muara Jaya, Kabupaten OKU-Sumsel, Sabtu (29/06).

Liriknya seperti ini “Desaku yang kucinta Pujaan hatiku,Tempat ayah dan bunda Dan handai taulanku. Tak mudah kulupakan, Tak mudah bercerai, Selalu kurindukan, Desaku yang Permai”. Usai  makan siang dilanjutkan dengan hiburan yang telah disiapkan keluarga, Kapolda diminta menyumbangkan lagu kesayangannya yang tak pernah ia nyanyikan sebelumnya. Judulnya “Titip Rindu Buat Ayah”, lagu tersebut sangat menyayat hati sehingga air mata Kapolda beserta keluarganya tak dapat terbendung lagi menetes ke bumi.

Kapolda dan keluarga saat dijembatan gantung

Selain ziarah kemakam orang tuanya, juga bersilaturahmi dengan sanak famili serta teman-teman sepermainan sewaktu masa kecil dulu. Mulai dari SD hingga SMP di Kabupaten OKU.

Sejak tongkat komando pimpinan tertinggi kepolisian daerah Sumatera Selatan resmi berada di tangan Irjen Pol. Drs. Firli, MSi. Firli, yang sebelumnya menjabat Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, mengantikan Kapolda Sumsel sebelumnya, kemudian ia memutuskan pulang kampung untuk berziarah ke makam orang tuanya.

Firli, bukanlah orang asng di Sumatera Selatan. Jendral Bintang dua tersebut, lahir di Bumi Sriwijaya pada 08 November 1963 silam, tepatnya di Desa Lontar, Kecamatan Muara Jaya, Kabupaten OKU. Lulusan Akademi Kepolisian angkatan 90 ini, pertama berdinas sebagai Kapolres persiapan Lampung Timur, Kapolres Kebumen, Brebes, Ajudan Wakil Presiden Boediono, Wakapolda Banten, Wakapolda Jawa Tengah, Kapolda NTB, Deputi Penindakan KPK hingga akhirnya Kapolda Sumsel.

Kapolda Ziarah kemakam orang tuanya

Saat pulang kampung, Firli mengatakan ini pertama kalinya mengabdi di daerah asalnya Sumatera Selatan. Tugas yang saya emban harus menjadi amanah karena ini kesempatan saya pertama kali kembali pulang mengabdi ke daerah asal saya, saya orang OKU (Hang Ugan), lahir dan besar di dusun Lontar ini hingga SMP, kemudian ikut kakaknya melanjutkan SMA Negeri 3 di Palembang,  tutur Firli.

Baca Juga :   Dr. H. Achmad Tarmizi Pimpin Rapat Forum Sekda se-Sumsel

Disela-sela santainya, Kapolda Sumsel menyampaikan kisah masa lalunya yang penuh dengan kepedihan dan keprihatinan, bagaimana tidak perjuangannya masa kecilnya di Desa Lontar. Ia pun tidak segan mengakui bagaimana perjuangan masa kecil dahulu yang penuh kesusahan pasca ditinggal pergi sang ayah tercinta untuk selama-lamanya.

Firli pulang ziarah dari makam orang tuanya

Pulang kampung kali ini dirasakan dengan sedikit berbeda dengan kepulangan Firli sebelumnya. Soalnya  sekarang beliau menjabat sebagai Kapolda Sumsel,  bungsu dari enam bersaudara  anak pasangan  Bahuri (Ayah) Asli Desa Lontar dan Tamah (Ibu) yang berasal dari Desa Tanjung Sari Kecamatan Pengandonan-OKU.

Kini dia bahagia bisa kembali ke kampung halamannya, sebagai orang nomor satu di Polda Sumsel, bukan lagi sebagai Firli anak kecil yang menjalani masa kecil penuh perjuangan itu. Namun sayang, kebahagiaan ini tidak  dapat dibagikan kepada orang tuanya yang sudah tiada. Maka tadinya, Kapolda menyanyikan lagu sepesial untuk orang tuanya “Titip Rindu Buat Ayah”.

Kapolda bersama sanak saudaranya

Tak hanya Kapolda yang menangis, Karo Rena Polda Sumsel Kombes Pol Drs. Lamazi juga tak kuasa membendung air mata, maklum sama-sama sudah ditinggal orang tuanya. Bahkan suami AKBP Ni Ketut Widayana ini sampai  matanya memerah karena menangis terharu,  begitu juga hadirin lainnya ikut berurai air mata menyaksikan Kapolda yang hanyut dalam kerinduan  kepada orang tuanya yang sduah tiada.

Sewaktu  masih duduk dibangku SD saya sudah ditinggal  Ayah, ujarnya. Ia mengatakan, menambahkan ayahnya meninggal tahun 1974. Ditinggal pergi sang ayah, maka Ibunda Firli lah membesarkan dan mendidik  Firli bersama lima saudaranya.Yakni, masing-masing Rusibah, Sismiana,  Iskandar, Makmulhadi, Busri dengan segala keterbatasan. Kehidupan Firli bersaudara penuh dengan tantangan dan ujian sepeninggal ayahnya, pungkasnya (yudi)