Menjaga Keamanan Digital Anak-Anak, Perangkat Disesuaikan Dengan Kebutuhan

oleh -212 Dilihat
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Samuel Abrijani Pangarepan, B.Sc sebagai Keynote Speaker

MURATARA,Samudra.News-Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital maka Kementerian Komunikasi dan Informatika selain meningkatkan infrastruktur digital, juga melakukan program pengembangan sumber daya manusia talenta digital.

Kemkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. Berlangsung Rabu (11/8/2021) pukul 13.00 WIB.

Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Internet saat ini sudah semakin masif dan pentingnya peningkatan kemampuan dan pemahaman masyarakat dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Gunakan internet yang benar melalui implementasi program literasi digital di daerah. Berkenaan dengan hal tersebut, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Provinsi Aceh hingga Provinsi Lampung.

Sebagai Keynote Speaker, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika yaitu, Samuel Abrijani Pangarepan, B.Sc., memberikan sambutan Acara Literasi Digital 2021 adalah program Kementerian Kominfo yang bekerjasama dengan siber kreasi. Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan adanya pandemi merubah segala aktifitas masyarakat, dan untuk menghadapinya kita harus mempercepat agenda literasi digital. Salah satunya adalah menciptakan masyarakat digital dimana kemampuan literasi digital memegang peranan penting di dalamnya. Literasi digital adalah kunci bagi masyarakat pada saat ini.

WIEN AULIA, M.PD (Pengajar dan Aktivis Sosial), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Wien memaparkan tema “DIGITAL SKILL IN ACTION: SUKSES BELAJAR ONLINE DENGAN KEMAMPUAN LITERASI DIGITAL”. Dalam pemaparannya, Wien menjelaskan literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,

Baca Juga :   Tokoh Adat Daya Lengkiti Beri Gelar Bupati OKU “Pati Purnama Bangsa”

Serta membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan literasi digital untuk pendidik, orang tua dan peserta didik dalam mengenal dan memiliki kemampuan literasi digital. Paradigma baru dalam sistem pembelajaran saat ini, siswa dan tenaga pendidik sudah sangat terbiasa dengan segala sesuatu dalam sistem pengajaran sekarang.

Ciri pembelajaran online, antara lain bertumpu pada kemandirian peserta didik dalam belajar, penggunaan media elektronik berbasis komputer, penggunaan hardware, software dan jaringan internet, serta beberapa platform yang disesuaikan sudah memudahkan masyarakat. Tips pembelajaran online, dengan cara pemilihan media pembelajaran yang tepat, disiplin waktu, menjalin komunikasi antara pengajar, siswa atau mahasiswa dan orang tua, serta persiapan perangkat belajar mengajar online.

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, oleh RINA AGUSTINI, S.PD (Guru Tata Boga SMK ICB Cinta Wisata Bandung). Rina mengangkat tema “KENALI DAN PAHAMI: REKAM JEJAK DIGITAL”. Rina membahas era digital merupakan sebuah jaman dimana segala sesuatu telah dilakukan secara teknologi. Semua aktifitas telah berubah menjadi sesuatu yang lebih mudah karena telah diubah dalam bentuk sistem online.

Rekam jejak digital adalah memori segala kegiatan yang lakukan di dalam dunia maya atau internet. Mendampingi anak di era digital, dengan cara memberikan arahan dalam hal penggunaan perangkat dan media digital, mengimbangi waktu penggunaan media digital, temukan area di rumah yang bisa duduk dengan nyaman dan fokus, memberikan anak perangkat sesuai dengan keperluan, serta memilih suatu program atau aplikasi yang positif.

Pembelajaran di era digital dapat mengasah keterampilan yang berguna seumur hidup, seperti manajemen waktu dan energi, kemandirian, dan kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan dalam rekam jejak digital, meliputi mengakses, memahami dan mencari tau rekam jejak digital, mengetahui bentuk-bentuk rekam jejak digital, menyeleksi apa yang akan diunggah, verifikasi apakah meninggalkan jejak negatif atau positif, evaluasi kegiatan daring, menditribusikan atau meneruskan pesan, serta memproduksi rekam jejak digital yang baik.

Baca Juga :   Rakor Pembatasan Kegiatan Resepsi Pernikahan/Hajatan di Masa Pandemi Covid-19

Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh SOLEHUN, M.PD (Pokja Media Shuttle AMSI Sumatera Selatan). Solehun memberikan materi dengan tema “PENGGUNAAN BAHASA YANG BAIK DAN BENAR DI DUNIA DIGITAL”. Solehun menjelaskan penggunaan bahasa indoensia yang baik dan benar sesuai dengan aturan baik ejaan, struktur, dan logika tata bahasa. Santun berbahasa merupakan kondisi kebahasaan dewasa ini cukup memprihatinkan terutama terkait penggunaan bahasa indonesia dalam komunikasi verbal. Hal yg harus diperhatikan dalam komunikasi, antara lain, kesantunan berbahasa, kesopanan berbahasa, serta etika dalam berbahasa.

Tingkat kesopanan digital di Idonesia menempati peringkat ke dua tidak sopan di dunia dibawah Brazil. Untuk itu perlu pendampingan orang tua. Bahasa yang baik dan benar, meliputi perkembangan dunia digital berpengaruh terhadap pengunaan bahasa yang baik dan benar, media sosial sangat rentan terhadap multitafsir, hindari mengunggah sesuatu di media sosial saat emosi, perhatikan penggunaan huruf capital, cari kebenaran berita, serta butuh keteladanan dalam berbahasa yang baik dan benar.

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh M. IQBAl, S.H., M.E (Dosen Ekonomi Islam UIN Raden Fatah Palembang). Iqbal mengangkat tema “ETIKA MENGHARGAI KARYA ATAU KONTEN ORANG LAIN DI MEDIA SOSIAL”. Iqbal menjelaskan etika merupakan suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.

Pada dasarnya etika bukan hukum positif, namun etika dapat bertransformasi menjadi hukum positif ketika banyak fenomena yang merampas hak-hak individu. Implementasi etika yang berkembang di masyarakat, meliputi etika berkomunikasi, etika berpenampilan, dan etika melayani. Ketiga hal ini sangat berkaitan dengan etika menghargai orang lain, namun yang paling relevan terkait menghargai karya orang lain ialah etika berkomunikasi.

Baca Juga :   Sekda OKU Buka Rakor Persiapan Penjaminan Kualitas SPIP Terintegrasi

Masalah yang sering terjadi di media sosial terkait karya atau konten, meliputi apatisme, bullying, hoax, dan plagiarisme. Menghargai merupakan Memberi apresiasi dan menjadi pengamat yang bijak terhadap karya atau konten orang lain.  Seperti, mengomentari unggahan orang lain kesan pertama harus positif, kritik dan saran yang membangun menjadi penyeimbang, serta opsi diam menjadi alternatif. Alasan harus menghargai karya orang lain karena memahami suma makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, memahami manusia adalah makhluk individu yang juga makhluk sosial, serta agar harmonisasi dapat terus terjalin dan silaturahmi tetap terjaga.

Webinar diakhiri, oleh RIRIS REBECCA (Influencer dengan Followers 16,1 Ribu). Riris menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa tips pembelajaran online, dengan cara pemilihan media pembelajaran yang tepat, disiplin waktu, menjalin komunikasi antara pengajar, siswa atau mahasiswa dan orang tua, serta persiapan perangkat belajar mengajar online.

Mendampingi anak di era digital, dengan cara memberikan arahan dalam hal penggunaan perangkat dan media digital, mengimbangi waktu penggunaan media digital, temukan area di rumah yang bisa duduk dengan nyaman dan fokus, memberikan anak perangkat sesuai dengan keperluan, serta memilih suatu program atau aplikasi yang positif.

Bahasa yang baik dan benar, meliputi perkembangan dunia digital berpengaruh terhadap pengunaan bahasa yang baik dan benar, media sosial sangat rentan terhadap multitafsir, hindari mengunggah sesuatu di media sosial saat emosi, perhatikan penggunaan huruf capital, cari kebenaran berita, serta butuh keteladanan dalam berbahasa yang baik dan benar.  Cara menghargai karya atau konten orang lain, antara lain mengomentari unggahan orang lain kesan pertama harus positif, kritik dan saran yang membangun menjadi penyeimbang, serta opsi diam menjadi alternatif (red).