Dahlan Iskan: Tentang Akidi Tio Penyumbang 2 Triliun Untuk Kapolda Sumsel

oleh -202 Dilihat
Putri bungsu Akidi Tio saat berikan sumbangan 2 Triliun

JAKARTA,Samudra.News-BUKAN main. Hanya itu yang bisa Dahlan Iskan tulis. Kok ada orang menyumbang uang Rp 2 triliun (2.000.000.000.000,-). Orangnya tidak pernah dikenal. Sudah lama pula meninggal dunia. Rabu (28/7/2021).

Dahlan Iskan harus menghubungi Prof. Dr. Dr. Hardi Darmawan. Dahlan Iskan tidak punya nomor telepon beliau. Tapi Dahlan Iskan kenal dengan kakak beliau. Yang sejak sebelum pandemi tinggal di Singapura.

Dahlan Iskan hubungi sang kakak. Dahlan Iskan pun mendapat nomor telepon Prof Hardi. Dahlan Iskan kirim WA ke beliau. Lalu Prof Hardi yang menelepon Dahlan Iskan kemarin sore. Awalnya beliau Dahlan Iskan ajak bicara dalam bahasa Mandarin. Tapi Prof Hardi mengatakan tidak bisa berbahasa ibunya itu. Maka kami pun menggunakan bahasa Indonesia.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri dan Prof Dr dr Hardi Darmawan. “Sumbangan itu betul ya, Prof? Kok fantastis sekali,” kata Dahlan Iskan. “Betul. Dahlan Iskan kenal baik keluarga itu,” jawab beliau.

Prof Hardi lantas bercerita. Tiga hari lalu beliau dihubungi putri pengusaha itu. “Dahlan Iskan diminta ikut menyaksikan,” ujar Prof Hardi.

Prof. Dr. Dr. Hardi Darmawan adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang. Juga aktivis di Gereja Katolik Palembang. Termasuk menjadi pendiri Lembaga Pendidikan Katolik Charitas. Bahkan pernah mendapat penghargaan dari Sri Paus.

“Resminya bantuan itu nanti untuk Kapolda, Gubernur, atau Pemprov Sumsel?” tanya Dahlan Iskan. Khusus ke Kapolda Sumsel secara pribadi (Prof. Dr. Eko Indra Heri),” ujar Prof Hardi.

“Siapa yang menentukan bahwa bantuan itu untuk Kapolda Sumsel? Apakah atas arahan Prof Hardi?” tanya Dahlan Iskan lagi.

“Bukan arahan Dahlan Iskan. Itu langsung keinginan keluarga. Untuk diberikan ke Kapolda,” jawab Prof Hardi.

Baca Juga :   KURYANA AZIS Silaturahmi Dengan 60 Tokoh Masyarakat Sukaraya Baturaja Timur

“Bantuan itu nanti bentuknya Uang kontan, Cek, atau Transfer? Atau berbentuk bantuan bahan makanan?”

“Bentuknya Uang. Akan ditransfer besok,” jawab Prof Hardi kemarin sore. Berarti hari ini.

“Apakah boleh ditransfer ke rekening Polda? Juga apakah boleh dikirim ke rekening pribadi Kapolda?” tanya Dahlan Iskan sambil mengingatkan aturan yang ada.

“Masih diatur. Mungkin disiapkan rekening khusus”. Ya sudah.

Dahlan Iskan tidak ingin bertanya lebih lanjut tentang itu. Ada orang yang ingin menyumbangkan uang besar kok ditanya prosedur. Yang penting diterima dulu. Semoga yang menyumbang itu bisa menyaksikan dengan bahagia dari Surga di atas sana, kata Dahlan Iskan.

Alm. Akidi Tio pengusaha yang menetap di Palembang

Akidi Tio, pengusaha yang menyumbang Rp 2 triliun itu, meninggal tahun 2009 lalu. Saat itu Tio berusia 89 tahun. Berarti 101 tahun hari ini. Beliau meninggal akibat serangan Jantung. Makamnya juga di Palembang.

Istri Tio sudah meninggal lebih dulu: Tahun 2005. Juga di Palembang. Dalam usia 82 tahun. Mereka punya 7 orang anak. Hanya seorang, Putri, yang masih tinggal di Palembang. Yang lain tinggal di Jakarta. “Semua jadi pengusaha sukses,” ujar Prof Hardi.

Tio adalah pasien Prof Hardi. Istri Tio pasien istri Prof Hardi, yang juga seorang dokter. “Dahlan Iskan dan istri akrab dengan keluarga Pak Tio,” ujar Prof Hardi.

Menurut Prof Hardi, keluarga Pak Tio sudah bersahabat dengan Kapolda Irjen Eko Indra Heri jauh ke masa belakang. Yakni ketika Eko masih Perwira dan masih bertugas di Direskrim Polda Sumsel. Ketika Eko pindah tugas menjadi Kapolres di Langsa ACEH, hubungan itu tetap akrab. Tio adalah orang Aceh. Ia lahir di Langsa, Aceh Timur. Salah satu adiknya punya pabrik di Langsa.

Baca Juga :   Wabup OKU : Jangan Impikan Menjadi PNS, Jadilah Entrepreneur Yang Handal Di Era Industri 4.0

Dahlan Iskan pun menghubungi Bupati Aceh Timur Rocky Hasbalah Thaib. Siapa tahu kenal dengan keluarga Tio. “Beliau sudah lama meninggalkan Langsa. Kami tidak kenal di sini. Yang jelas di Langsa memang banyak penduduk Tionghoa sejak dulu,” katanya.

Dilihat dari marganya (Tio), berarti Akidi Tio dari Suku Tiuchu. Di Palembang memang banyak juga Suku Tiuchu. Laksamana Cheng Ho-dengan armadanya yang besar-cukup lama singgah di Palembang.

Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan

Nama Palembang dalam bahasa Mandarin disebut Ju Gang (Pelabuhan besar). Sebagian armada Cheng Ho pilih  menetap di Palembang tidak meneruskan pelayaran ke Jawa dan kembali ke Tiongkok.

Prof Hardi sendiri lahir, besar, dan sekolah di Palembang. Pun gelar dokternya dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang. Setelah itu dr Hardi memperdalam ilmu penyakit tropik di Amerika Serikat. Yakni di New Orleans.

Prof. Hardi ingat persis sosok Akidi Tio yang rendah hati. “Setiap datang ke tempat praktik Dahlan Iskan selalu hanya mengenakan baju dan celana putih,” ujarnya.

“Tapi mengapa semua teman Dahlan Iskan yang Tionghoa di Palembang tidak mengenal Tio?” tanya Dahlan Iskan. Itu, katanya, karena Tio sangat rendah hati. Juga tidak mau menonjol. “Beliau banyak sekali menyumbang. Tapi selalu hanya atas nama Hamba Tuhan,” ujarnya.

Beliau, katanya, pernah punya Pabrik Kecap, Pabrik Mebel, Kebun Sawit, dan juga Kontraktor bangunan.

Dahlan Iskan pun menghubungi teman lama. Nihil. “Dahlan Iskan tidak kenal nama itu sama sekali,” jawab H. Alex Noerdin yang dua kali menjadi Gubernur Sumsel yang sukses. Lalu Dahlan Iskan menghubungi seorang mantan menteri asal Palembang. Jawabnya sama.

Dahlan Iskan juga menghubungi lima orang pengusaha Tionghoa di sana. Tidak ada yang mengenal nama itu. Dahlan Iskan hubungi juga seorang Tionghoa bermarga Tio. “Dahlan Iskan tidak tahu siapa beliau. Tapi sebagai sesama Marga Tio Dahlan Iskan ikut bangga,” katanya.

Baca Juga :   Busnan Hadi: Putra Daerah Buay Pemaca Ikut Calon DPRD Dapil II OKU Selatan

Berarti pengusaha ini memang luar biasa rendah hatinya. Low profil high profit. Dan yang seperti itu banyak sekali di lingkungan masyarakat Tionghoa.

Dahlan Iskan punya banyak teman Tionghoa seperti itu. Sehari-hari hanya pakai sandal. Bajunya pun lusuh dan dari kain yang biasa-biasa saja. Namanya tidak pernah disebut di mana-mana. Tapi uangnya luar biasa banyaknya. Dahlan Iskan malu kalau pakai baju bagus di depan mereka. (Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN).